Well, saya mau ngomongin AADC2 ini, yang berharap dapat sinopsis atau spoiler nggak usah lanjut karena saya nggak mau nyepoiler. Kudu nonton sendiri.
Terus apa yang mau diomongin?
Gini, saya mau ngasih saran aja sih temans, apa yang musti kamu siapin kalau mau nonton Mas Rangga yang legendaris itu?
1. Jangan memberikan ekspektasi terlalu tinggi pada film ini. Well, ekspektasi terlalu tinggi memang selalu ujung-ujungnya memberikan kita kekecewaan yang lebih terhadap realita yang ceritanya nggak ada nyrempet-nyrempetnya sama hidup ala Cinta and the genk *kemudian baper keinget friendzone-an*.
2. Inget, It's just a movie. Sutradaranya cuma manusia biasa, pengarang ceritanya juga. Jadi, singkirkan pikiran jauh-jauh dari pengen punya cerita kaya dalam film. Inget ya, cuma film. C u m a f i l m.
3. Snack yang banyak + minum.
4. Pipis dulu sebelom masuk ruang bioskop.
5. Bawa pacar. Kalau bukan milik sendiri pacar orang juga boleh. Tapi boleh banget juga kalau ngajakin bestie kamu. Itu nggak papa banget. Cuma sih pasnya memang liat ini film sama orang terkasih. Biar kalau dia melakukan hal yang nggak berkenan di hatimu, dia bakal tahu kalau yang dia lakukan ke kamu itu ja..hat. *ala Cinta*
Udah. Itu aja.
Yang menarik dari AADC2.
Sejujurnya saya nggak mengharapkan jalan cerita yang unexpected sih. Bahkan ceritanya hampir bisa ketebak semuanya. Tapi ada hal yang menurut saya sih menarik.
1. Pemainnya. Semua karakternya idup. Dan dengan porsi yang pas. Nggak berlebihan. Bayangin aja! Cinta and the genk itu semuanya udah biasa jadi pemeran utama dalam film-film mereka. Adinia Wirasti itu keren banget, dia salah satu aktris favorit saya. Sissy Prissila itu aktingnya keren. Titi Kamal emmm.. belum pernah liat aktingnya yang greget sih. Nicholas Saputra nggak perlu ditanya lagi. Satu lagi, ada Aryo Bayu. Gimana nggak total mainnya. Lawong aktor aktris yang nggak Perlu ditanya lagi kemampuan aktingnya. Natural banget kaya nggak akting. Beneran.
2. Jogja. Emmm emang ada yang belum lihat treasernya AADC2? buruan lihat di youtube sekarang! Jogja iya Jogja. Saya yakin gara-gara film ini tempat-tempat yang dipakai syuting pasti rame. Pasti. Sebenarnya yang bikin Jogja ini menjadi menarik dari film ini karena saya udah lama pengen ke Jogja. Sama dia yang tidak boleh disebut (udah kaya Voldem*rt aja dia).
3. Karakter Mas Rangga yang legendaris. Bayangin laki-laki macam apa yang masih suka nulis puisi jaman sekarang ini. Emmm.. sebenarnya saya masih nemu satu sih di dunia nyata, meskipun bukan profesional. Dan bayangin cewe mana yang masih klepek-klepek gegara dibuatin puisi. Selain saya ya. Sejujurnya saya suka puisi.
4. Istilah jawanya, garapane alus. Heehe ini paduan antara sutradara, penulis cerita dan pemain yang nggak cuma profesional, tapi memang punya capabilitas yang nggak perlu ditanya lagi. Ditambah pemilihan soundtrack yang pas, bikin ini film jadi produk "alusan" itu tadi.
5. Emm.. udah. Itu aja.
Film.. film.. film. Itu hanya sebuah film. :)
Mengutip kata-kata Elektra, dalam Petirnya Mbak Dee..
"...dan aku begitu nyaman dengan kursi gelapku."
0 komentar:
Posting Komentar