Kamis, 15 Desember 2016

Tentang Akhir-akhir ini

Diposting oleh nana di 12/15/2016 08:37:00 PM

Kemaren ada kejadian yg nyentil pikiran. Jadi gini,
Si A mengeshare di grup aplikasi wh*ts*pp sebuah artikel yg (sepertinya) ttg orang beragama B berbuat buruk terhadap beragama C atau merendahkan atau semacam itu. Dalam grup tersebut seorang anggota beragama B (sebut saja si D) dan tersinggung sehingga meminta "pertanggungjawaban" atas apa yg telah A share. Setelah beberapa saat si A mengkonfirmasi bahwa artikel yg baru dia share yg mengirimkan adalah putrinya yang baru usia belasan tahun dan berniat utk mengeshare di grup lain. Si A juga menyampaikan maaf dan mengutarakan bahwa dia tidak bermaksud menyinggung. Si D menuliskan bahwa dia sudah memaafkan si A karena itu ajaran agamanya (yg menurut saya ini sebuah sindiran kecil untuk A). Tamat.
Inilah masa dimana siapapun dengan mudah mendapatkan informasi. Entah berupa gambar, video, artikel atau apapun itu. Dengan dalih demi faktor E maka disebarkan informasi itu tanpa dicerna (ya saya paham memang bukan makanan juga) terlebih dahulu. Lalu apa yang bisa terjadi dari "keisengan" menge-share informasi yang kita belum tahu kebenarannya, atau bahkan belum sempat membacanya sampai habis? Banyak.
Banyak yang bisa terjadi. Dari yang mulai hanya sekedar tersinggung; semakin menyebarnya informasi yang belum tentu benar; tumbuh kebencian terhadap suatu pihak, golongan bahkan suatu agama; saling tuding siapa yang salah; penuntutan dan entahlah apalagi nanti.
Ini semua tidak lepas dari banyaknya perbedaan di muka bumi ini dari warna kulit sampai isi kepala masing-masing individu.
Mengutip beberapa scene dan dialog dari beberapa film yang saya tonton. Nda papa kan, belajar dari film,
"Kenapa Tuhan menciptakan perbedaan kalau cuma ingin disembah dengan satu cara." -Anisa, CIN(T)A

*scene dalam film
Suatu hari seorang anak dengan keterbelakangan mental jengkel karena seseoraag berbuat buruk terhadapnya dan mulai beranggapan orang buruk tersebut dengan suatu agama. Ibunya yang mengetahui itu menjelaskan dengan sabar kepada anaknya dengan suatu gambar. Ada dua orang berbeda dengan dua simbol agama yang berbeda memberikan makanan (simbol berbuat baik), kemudian ada dua orang berbeda, berbuat jahat. Si anak memehaminya. Sang ibu lalu menambahkan kepada anaknya agar mendengarkan baik-baik bahwa, hanya ada 2 jenis manusia di bumi ini, orang baik, dan orang tidak baik. -Khan kecil &Ibu, My name is Khan.

Suatu hari ketika 2 petugas keamanan menghadapi teroris yang cukup berbahaya,
Anton: "Tuhan Jesus dan Bunda Maria melindungi kita."
Hasyim: "InsyaAllah."
-Java Heat

Mau tidak mau kita hidup berdampingan dengan orangblain yang sudah tentu mempunyai isi kepala yang berbeda. Bukankah akan baik saja jika semua perbedaan hanya bersatu seperti mozaik. Biarlah yang salah dimata agama kita menjadi benar di mata agama mereka. Toh, tidak ada satu pun agama yang mengajarkan keburukan. Tentang keyakinan? bukankah kita sudah yakin? Maka apapun yang terjadi dalam keyakinan orang lain seharusnya tidak berpengaruh terhadap keyakinan kita.
.
.
.
@atsnaro, yang sedang kepentok kepalanya sama tembok barusan.

0 komentar:

Posting Komentar

 

GOLONGAN DARAH AB Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review