Ini bukan
hal berat yang pernah dipikirkan otakku. Sebelumnya aku yakin pernah memikirkan
hal menjadi lebih berat. Lagi. Ketika ujian 3 tahun lalu, misal. Atau ketika
aku memikirkan pacar pertamaku, misal. Tiba-tiba saja aku merasa menjadi
kekasih simpanan lebih menyenagkan ketimbang punya kekasih yang aku miliki
seutuhnya. Tapi bagaimana mungkin bisa menjadi kekasih simpanan. Orang biasapun
tak sanggup menyimpanku di hati mereka.
Ini
menyenangkan menjalani hidup dengan tidak melakukan apa-apa. Meskipun ini
terdengar sebagai pemalas, tapi ini menurutku hanya bagaimana cara menikmati
hidup ini. Yang aku minta pada Tuhan hanya, aku ingin hidup bahagia. Di dunia
yang sekarang aku bernapas ini, dan di akhirat nanti jika surga dan neraka
memang ada.
Bukan hal yang membanggakan memang harus
memilih diantara pilihan yang semua bahkan salah satu pun diantara pilihan ini
samasekali bukan milikku. Aku lupa yang kumiliki hanya tubuhku dan beberapa
helai pakaian yang sedang melekat. Hanya itu yang aku berhak melakukan apa
saja. Tidak dengan hati siapapun. Aku ragu memang. Hidup mereka, aku ragu
terlihat seperti apa yang aku lihat. Mereka tak mungkin sebahagia seperti yang
aku lihat. Imajinasiku yang terlalu tinggi yang membuat hidup mereka selalu
terdengar sempurna. Dan ini selalu menggaggu pikiranku. Dan aku juga meragukan
bahwa hidupku tak selalu semenyedihkan yang terasa pikiranku. Andai kita
merasakannya menggunakan pikiran… orang lainpun, mereka melakukan yang aku pikirkan
pada mereka? Mungkin saja.
Aku takut
membicarakan ini. Aku sekali lagi tak mungkin menyalahkan Tuhan kan? Dia memang
tak pernah salah. Dia pemilik kita semua. Jadi wajar kalau memang kita pernah
merasa Dia memperlakukan kita dengan ketidak adilan. Tuhan pemilik kita semua.
Bahkan kita bisa saja tidak adil kepada yang bahkan tidak pernah kita miliki
sepenuhnya.
Aku sungguh
mengurangi kata-kata andai sejak beberapa waktu terakhir. Kau tahu, kata ini
membuat semua terlihat seindah apa yang kita ingin.
0 komentar:
Posting Komentar