kamu tahu, ketika terjadi kriminalitas di berita atau investigasi, nama Bunga, inisial ABC, atau sebut saja namanya Mawar, pasti udah sering didengar dong. Sekali lagi, ini bukan tulisan yang membahas kasus kriminal yang dialami siapapun. hanya tentang... sebut saja namanya Bunga.
Laki-laki macam apa ini,
sebut saja namanya Bunga. Laki-laki yang lebih senang dipanggil Bunga, bisa
kamu bayangkan. Dia tidak ingin dipanggil Buah, atau flora, mungkin Fauna.
Bunga menjadi pilihannya. Tak masalah, Bunga itu wangi, indah, tapi bisa layu juga
J
Dia sekalipun tak nyata, tak
bisa kuinderai. Tidak terlihat, tidak terdengar, tidak tersentuh, tidak terasa,
tidak juga tercium. Tapi ingat, dia Bunga. Kalau saja aku lebih lama mengenal
Bunga, mungkin bukan Bunga lagi namanya. Bisa jadi Kecoa, Monyet, Bebek... dan
kita tertawa lepas bersama ketika bertemu dengan sengaja. Tak ada janji yang
serius terucap, dan terlupa begitu saja ketika salah tak sengaja tercipta.
Bukankah aturan mainnya lebih gampang? Tapi sebut saja namanya Bunga. Bukan
yang lain.
Bagaimana aku bisa tahu dia,
bahkan matanya tak pernah terbaca. Namanya tak bisa kuingat dengan baik, atau
bahkan memang tidak pernah kutahu namanya barang sekali.
Laki-laki macam apa Bunga
ini, seorang aku, sebut saja Mawar, tidak melepaskannya begitu saja dan memilih
untuk memenuhi kotak masuk dalam handphone yang kupunya dengan nama yang
sengaja diubah-ubah. Diubah seperti apapun, penuh juga dengan namanya J.
Bunga macam apa ini, tak
pergi-pergi oleh kelakuanku. Orang lain segera pergi, bahkan sebelum pernah
bertemu. Ah, aku tahu komparasi bukan hal baik untuk mengutarakan kebaikan
seseorang. Dia baik, baik dengan caranya, entahlah besok, apa dia masih baik.
JJJ
Lalu kusalin dan kulanjutkan
tulisan ini dari folder berjudul “2013” menjadi folder berjudul “2014”. Bulan
ke-5 sejak terakhir kali aku berjumpa dengan penghujung tahun 2013. Sampai juga
pada cerita yang harus diakhiri tanpa tahu secara jelas kapan dimulai. Akhirnya
Bunga menghilang juga. Aku tahu ini akan terjadi, yang tidak aku tahu, ini
hanya akan terjadi begitu saja. Sakit hati seperti yang kubayangkan pun tidak. Merasa
bersalah pun tidak. Bunga juga. Akhirnya dia sadar dan lekas meninggalkan
Mawar.
Terakhir kudengar Bunga
mungkin sudah jadi kumbang. Sempat juga tanpa sadar aku stalk akun
sosialnya. Rupanya dia sedang berperan bukan lagi menjadi Bunga, syukurlah. Rasanya
mual melihatnya seperti kumbang. Tapi ini hanya begitu saja. Hanya seperti
digigit semut kalau seorang maniak tatto ditanya seperti apa rasanya di tatto
untuk kesekian kalinya.
Ah, Bunga, akhirnya tiba
juga waktumu, selamat tinggal. J
0 komentar:
Posting Komentar