kami di setting untuk saling berjauhan. hanya menanyakan kabar sesekali,
mgkin ketika terjadi bencana, atau ada acara besar. ungkapan sangat
tidak pernah disampaikan, berbicara sesekali, dan selalu bernada tinggi.
lalu masing2 bertanya "bagaimana bisa" kita bla bla bla. tanya pada
siapa? siapa yang bisa menjawab?
lalu masing2 dari kami berpikir akan pergi, tapi satu pun tak pernah
benar2 pergi. mau pergi kemana, semua tempat terbaca, akhirnya kembali
lagi ke satu2nya tempat milik kami sendiri.
entah kabel mana yg rusak atau salah pasang. kami tak tau bagaimana
memperbaikinya, tak punya waktu untuk memeriksanya, tak punya dana untuk
memanggil tukang reparasi, terlalu sayang untuk mengganti yang baru.
entah apa yg salah, golongan darah kami kah? zodiak dimana masing2
bernaung kah? kombinasi hari lahir dengan neptukah? sisi kanan-kiri
kamikah? hingga kepala masing2 kami benar-benar sekeras batu.
masing2 kami sepertinya buta, atau pura2 buta. melihat, tapi
memejamkan mata. jelas-jelas hitam atau putih, kami jadikan abu-abu.
masing2 kami juga mungkin tuli. telinga kaai semua masing2 ada dua,
berfungsi, tapi kami menutupnya setiap waktu. entah sejak kapan hati2
kami menjadi sekeras ini.
salah satu dari kami bisa saja menjadi hampir gila, satu yang lain
menjadi tak terkendali, sebagian yg lainnya entah, kami bukan seperti
orang yg harusnya saling mengenal.
kami lupa caranya berbicara, kami lupa bagaimana menjadi teman.
jadilah bangunan ini redup, hanya diterangi nyala lilin yg tersembunyi.
kami lupa cara menyalakan lampu, kami tak tahu bagaimana menikmati
cahaya matahari, sebagian dari kami mungkin berpikir uang uang uang
seperti bosnya spongebob.
kami semua begitu lelah, bosan, dan masing2 ingin kabur. tapi tak
benar2 kabur, karena masing-masing kami hanya memiliki diri kami dan yg
lainnya.
apa ini indah, apa ini takdir, apa ini seperti "mau bagaimana lagi?".
Troole Merchandise Menyediakan Souvenir Berkesan
3 bulan yang lalu
0 komentar:
Posting Komentar