Bagiku, tak cukup hanya
mencintaimu. Harus mengagumimu sampai orang
lain takut membayangkan. Mengagumimu sampai orang lain tak sehat mendengarnya,
tak kuat melihatnya. Mengagumimu hingga berjatuhan semua bulu matamu.
Mengagumimu hingga kamu terbangun disetiap malam dalam tidur-tidurmu.
Bahkann ini sudah menjadi
cerita lama bagi Tuhan, dan Dia tak pernah mempermasalahkan ini. Jadi ketika
tubuhmu kusut karena kurang tidur, atau kamu terlalu sering kelilipan karena
tidak ada bulu mata yang melindungi matamu, maka jangan pernah menanyakannya
padaku apa mauku. Tuhan pun tidak tahu.
Aku bukan seorang masokis.
Hanya saja memang yang pernah kita lalui bersama, hal kecil ini membuatku tak
ingin lekas melupakannya. Bencilah aku! Ini mungkin memang akan selalu mengganggumu.
Aku belum tahu caranya berhenti. Paling tidak aku harus menemukan kejelekanmu
satu kali lagi. Maukah kamu bertemu dengan hatiku sekali saja. Terlalu lama
sejak terakhir kali mata kita bertemu. Aku harus tahu lagu apa yang muncul ketika aku harus menatap
mata itu sekali lagi.
Kamu tahu, kata mereka aku
harus lekas minum obat. Aku tidak pernah sakit, aku bergunam. Di mata mereka
jiwaku terluka. Paling tidak butuh ratusan hari lagi sampai kamu benar-benar
menempati tempat biasa saja di sini, di sana, di situ, di mataku, di hatiku, di
pikiranku, di otakku, di...
0 komentar:
Posting Komentar