Yesterday itu what a day banget. Why?
Saya menyusun skenario dan itu amburadul banget. Tapi nggak papa, kaya esteh yang nggak diaduk, manisnya di akhir. Ada impruvisasi tak terduga yang bikin langit sore kemaren tiba-tiba terlihat begitu indah. Jiahhhh
Cerita ini lebih panjangan intronya sih dari intinya, tapi biarin. Jadi gini, beberapa hari ini setelah mencoba-coba menjalani pencomblangan, sampai juga pada tahap diajakin ketemuan. Saya benci momen ini. Yang udah-udah sih, saya nyari-nyari alesan, atau berdoa supaya ujan lebat pas hari-H, atau apapun biar nggak jadi ketemuan.
H-2. Nggak ada napsu-napsunya pengen tahu ini orang. Kembali mikir, kenapa saya mau sekedar dikenalin sama ini orang, sebut saja namanya Basreng. Tau deh kenapa mungkin saya khilaf? Ah sudahlah. Biar.. biar.. Ketemulah saya sama si X nggak sengaja, sebut saja namanya Esteh, temen lama, ah bukan dia bukan temen. Temen deket. Ah bukan juga. Pacar? juga bukan, Mantan Pacar? ah juga bukan. Apa ya yang menggambarkan hubungan kami? Belum terdefinisikan pokoknya. HTS? bukan bukan.. bukan HTS. Setelah beberapa minggu hilang kontak dengan si Esteh, Nah kan ketemu tuh, curhat deh saya. Mulailah muncul di otak saya buat nyusun skenario buat menghancurkan kopi darat ini. Bla bla bla.. intinya dia juga oke. Rada lega.
H-1. Mulai nggak jelas. Saya lebih mengharapkan hujan lebat atau badai datang besok. WETEHA.
D-day. Bangun tidur, buka jendela, langit nggak biru-biru amat. Ah semoga ini mendung. Ehh ternyata cuma embun. Siangan dikit terang benderang. Kan kampret. Udah telepon-telepon mulu tuh si Basreng. Ya Tuhan, rasanya pengen kabur. Tapi saya tanggung jawab. Kalau terlanjur bilang "Iya, oke ketemu," Dosa besar ngelanggar. Niatnya, this is the first and the last, itu aja. Bodoamat! Hahaha
Sempet esmosi karena ini orang nggak tau jalan dan diarahin juga bingung arah. Dia buta arah di kota kecil saya nun cantik ini. Brrrhhh. Sampai nyasar liat balapan nggak jelas deket si cafe "waiting love" real version ini. Sampai nahan pipis karena uda ngabisin dua gelas ice lemon tea dan satu gelas ice leci. Nah si aktor dan akris yang ditunggu-tunggu nggak dateng-dateng. Yang satu pacaran, maklum dia LDR dan terakhir ketemuan satu abad yang lalu, kesian juga sebenarnya saya musti gangguin, tapi lebih kasian lagi saya. Bodoamat. Yang satu lagi, si Esteh, nggak tahu deh. Rasanya sejam lebih ini kaya lima tahun setengah. Lamanya lebih lama dari nggak pulangnya si Abang Toyib.
Nah akhir-nya satu per satu dari artis itu dateng. bla-bla-bla... keliatan banget si kopdar itu bosen dan nggak tertarik. Yaudah, akhirnya tak anterin aja dia ke jalan yang benar untuk pulang. Semoga nggak tersesat lagi. Amiin. Bye.
Iiitu cuma intero temans. Inti dari "What a day"-nya hari itu bukan yang barusan. But guess what?!!!
Si Esteh. Abis temen saya yang satu, yang baru ketemu dengan pacar LDRnya pulang, tinggallah saya sama si Esteh. Ceritanya kita emang udah nyambung sih dari dulu. Tapi yang kaya gini ya masih ini. Kaya gini gimana?
Bayangin! Orang macam gimana, yang bikin 4 jam kerasa begitu singkat. Kurang malah. Orang macam gimana yang bikin kamu ngomongin seeeemua-muanya dengan santai. Seeeemuanya. Mulai impian konyol, jodoh, kegagalan move-on masing-masing, sex, pandangan tentang idup. Seeemuanya. Orang macam apa yang bikin kamu nggak sempet nyari-nyari bahan omongan, dan nggak habis dalam waktu 4 jam sore itu. Orang macam apa yang bisa berbagi rasa dari film yang sama yang kamu tonton, drama yang menarik yang direkomendasikan, lagu yang lagi enak didenger, aaaapapun. Orang macam apa yang bikin kamu lupa kalau dari pagi belum makan nasi, tapi nggak kerasa laper. Orang macam itu si Esteh sore itu.
Si Esteh ini kaca cermin. Dia begitu saya. Nggak kurang, nggak lebih Hahahaha
Antara sadar atau enggak, kaya bukan nyata. Karena kenyataan nggak pernah sebersahabat ini. HHaaa
Ternyata semudah ini membuat saya bahagia. Terima kasih Esteh atas harinya, sengaja diaduk di awal, biar manisnya rata sampai akhir :D
1 komentar:
baru sempet komeng...
yeayy.. aku punya kuota :D
Posting Komentar